Blogger Widgets

31 Oktober, 2011

CINTA & JODOH


Hai semua yang saat ini sedang membaca postingan blog saya. Di siang hari ini yang saya lihat mendung tapi juga sejuk, saya tiba-tiba terpikir untuk menulis sebuah postingan mengenai cinta. Cinta di sini mungkin saya fokuskan pada jodoh. Wah, jodoh? Saya paham dan saya cukup bisa mengerti bahwa saya rasa masih terlalu dini untuk membagi sedikit apa yang saya pikirkan tentang cinta terutama jodoh. Tapi, saya bukan anak kecil yang masih suka makan manisan atau makan gulali lagi, kan? Maka, saya rasa saya juga boleh untuk mengeluarkan apa yang saya pikirkan siang ini walaupun saya pikir kayanya apaan sih mikirin jodoh di umur yang masih 20 tahun ini hahaha. Ya, baiklah langsung kita lanjut aja ya.

Yang saya ingin utarakan di sini apakah dari sekian orang pembaca yang membaca postingan saya ini juga pernah tiba-tiba kepikiran siapa yah jodoh saya nanti? Saya rasa sih iya. Normal. Kalau tidak mikirin, baru deh aneh. Memang mau jomblo seumur hidup? Naudzubillahimindzalik. Nah, yang jadi bunga ide saya untuk menulis ini adalah sosok jodoh saya nanti. Siapa dia? Ya, manakutahu…

Pembaca sekalian coba deh lihat sekitar, sering kan lihat pasangan suami istri di tempat umum, misalnya mall, supermarket, atau restaurant, bahkan di warteg. Pastilah wong mereka manusia. Masa tidak pernah lihat. Tapi, pernah tidak pembaca memerhatikan satu sama lainnya, misalnya istrinya gendut tapi suaminya ganteng, atau suaminya biasa aja mukanya tidak jelek-jelek banget dan juga tidak cakep-cakep banget tapi istrinya cantik banget? Atau, liat pasangan suami istri yang keduanya wajahnya oke punya, atau sebaliknya dua-duanya mukanya galak? Pasti pernah. Nah, kata orang tua atau para sesepuh kita kan “jodoh itu mukanya biasanya mirip”. Jeeenggg jeeenggg…mirip? Apa iya ya? Hmm..jujur sih ya kalau dibilang mirip bapak ibu saya mirip loh. Malah seperti kakak beradik. Terus, ada juga saya pernah lihat sepasang suami istrinya yang paras mukanya juga mirip. Untuk hal ini apakah pembaca percaya? Wallahu allam.

Yang selanjutnya, pernah tidak kepikiran kalau pembaca sudah pacaran lamaaaaaaaaaa banget sampai sudah tahu deh jelek-jeleknya kekasih pembaca, mulai dari ingusnya, bau kentutnya, kukunya yang jorok, suara sendawanya yang nyebarin bau bakso, bulu hidung anti tsunami ala pacar pembaca, atau sekalian bau keringatnya kekasih pembaca? Itu saking lamanya pembaca berpacaran atau menjalin kasih. Ahahaha bahasanya. Baiklah, pernah tidak? Jangan malu-malu, akui saja! Saya juga tidak akan bilang-bilang. Nah, yang jadi fokus di sini apakah pembaca pernah kepikiran kalau nikahnya ternyataaaa…bukan sama kekasih pembaca itu? Ngenes banget tidak sih kalau dibayangin? Tapi, ternyata yang jadi istri pembaca atau jadi suaminya pembaca postingan saya ini ternyata eh ternyata adalah orang yang pembaca pernah ledekin di jalan, “ih cewe gendut amat”, “ih tuh cowok ga ada kerennya sama sekali deh”, “woy lo punya mata ga sih? Liat-liat kek kalo nyebrang. Ancur nih mobil gue…”, atau.. “Misi mas, saya mau turun..”, “mba kosong nggak bangku sebelahnya..” nahloh! Bagaimana tuh? Pernah tidak kepikiran hal seperti ini?

Alhasil, dari sekian kalimat di atas yang saya tulis, saya hanya ingin berbagi rasa *tsaaah gaya lo ah dhin!. Lebih tepatnya berbagi pikiran kepada pembaca sekalian. Jika hari ini saya, pembaca, Anda, kamu, siapa pun yang sedang membaca postingan saya ini dengan ekspresi muka apapun, dengan gaya duduk apapun, dengan gaya rambut apapun, de el el… JODOH SUDAH DITETAPKAN ALLAH SEJAK KITA BELUM LAHIR KE DUNIA INI. Jadi, yang saya ingin bagi di sini adalah bila kemarin pembaca baru saja putus dengan pacar yang sudah 20 tahun lamanya berhubungan (buset, itu pacaran lebai amat deh dari pas masa kandungan), atau yang hari ini baru jadian, atau yang hari ini mulai pedekate sambil karate di atas genteng pak erte sambil makan sate, atau yang hari ini berprinsip bahwa “kamu masih yang terbaik untuk saya sampai hari ini”, atau yang besok mau ketemuan sama calon kekasih hati, bersikaplah biasa saja. Maksudnya?

Maksudnya adalah pemirsa…*apaan sih lo dhin… Maksudnya saya, pembaca sekalian tidak perlu muluk-muluk harus cinta mati atau sayang kebangetan dengan orang yang sedang jadi kekasih kita atau jadi mantan terbaik kita atau jadi ttm sejati kita atauuuu terserah deh apa namanya yah. Yang pasti, di dunia ini kita hidup dengan pilihan kita dan pilihan Tuhan. Nah, jodoh itu termasuk pilihan Tuhan. Bukan berarti kita santai kaya di pantai loh dalam pencarian jodoh, bukan. Tapi, setiap kita menjalani hubungan dengan siapa pun orangnya ya kita lakukan sebaik mungkin, dan kalau tiba-tiba ternyata kita putus di tengah jalan dengan alasan apapun kita harus ikhlaskan itu. Karena, yang kita katanya kita cinta mati itu bukan manusia tapi Tuhan. Jadi, meski pembaca sudah dua tahun,empat tahun,sekian tahun lamanya berpacaran dengan si itu, si ini, si ono, si ente, si ane, lah? Tidak perlu pembaca bersedih hati seolah dunia hancur tanpanya. Toh yang kasih makan pembaca kan Tuhan bukan pacar pembaca, ya kan? Dan saya bilang seperti ini bukan berarti saya tidak berperasaan loh. Tapi, saya hanya ingin berbagi bahwa kita harus berpikir nyata. Kalau ternyata hari ini dia masih pacar kita, bersyukur, tapi kalau ternyata besok kita nikahnya bukan sama orang itu, berarti kita dan dia itu hanya ditakdirkan jadi sepasang teman baik. Atau sepasang musuh. Ya kan?

Lalu, jika ternyata pembaca nikah dengan orang yang baru dikenal di angkot atau di ruang tunggu pasien, sedangkan pembaca sudah bertahun-tahun pacaran dengan seseorang? Nah itu tadi. Jodoh. Jodoh itu sudah ada. Kalau nyatanya pembaca menikah dengan si wanita yang pembaca temui di angkot itu, apakah pembaca menyesal sudah jatuh cinta dengannya sampai rela datang ke rumah orangtua si wanita itu demi ingin menikahinya dan hidup bersamanya? Tidak mungkin kan pembaca menyesal atas feel so good dari Tuhan pas pembaca melihat wanita itu?

Jadi, di akhir tulisan ini saya hanya ingin menyampaikan sedower apapun kita, selebat apa bulu hidung kita, setebal apa jenggot kita, segendut apa badan kita, secantik apa muka kita, sekeren apa kita, se-wah apa aksesori kita, yang bikin hati kekasih kita kebat-kebit kesambar gledek sampai rela ga tidur seharian demi inget-inget muka kekasih kita, tetap JODOH sudah ditentukan. Dan, tidak ada yang bisa mengubah ketentuan ALLAH atas itu. Kalau dia ternyata tidak nikah dengan kita, yasudah ikhlas masih banyak peluang di sana sini, kalau dia ternyata nikah sama orang lain, santai aja tuh muka digantengin lagi aja, kalau ternyata kita nikah sama cewe gendut, alhamdulilah kan lucu bisa dicubitin tiap hari, kalau kita nikahnya sama cewe tapi kumisan *ini saya bahahahaha* biarin aja berarti ada lawan untuk lebat-lebatan kumis yeeeh. Yah, intinya siapa pun yang nantinya jadi jodoh kita berarti itu yang sudah dipilihkan oleh Tuhan untuk kita. Soal muka mirip relative yah..kalau hidup sama-sama barengan terus tuh muka juga jadi mirip. Yang penting kita selalu sadar bahwa Allah itu selalu nemenin kita dalam keadaan apa pun. Jadi, kita ga perlulah berlebihan sakit hati dengan mantan kita, dengan ttm sejati kita kalau ternyata kita ga jadi sama dia. Toh, Allah sudah punya hadiah yang lebih baik untuk kita nanti selama kita berdoa. Amin..

Sekian, semoga bermanfaat dan jangan jadikan tulisan ini sebagai motivasi untuk pembaca jadi galau lagi. Please jangan! hahaha

Tidak ada komentar:

Entri Populer

Pengikut

pencarian